Oleh Gede Vasmana
Dahulu kala ada seorang penjaga kubah mandala berwarna emas. Ketika penjaga ini menyentuh mandala, kubahnya terbuka seperti bunga teratai yang bermekaran..dari dalamnya berhamburan semburat energi berwarna warni seperti pelangi, bagaikan butiran-butiran putik serbuk sari bunga yang berhamburan...dalam setiap butirannya mengandung inspirasi kehidupan tentang berbagai macam hal yang meliputi kebaikan,cinta, kasih, sayang, perdamaian, kemanusiaan, kebahagiaan dan banyak hal lainnya. Sebutir energi hinggap di pundak penjaga mandala, seketika ia seperti berada dihadapan manusia tercerahkan yang sedang duduk dibawah pohon rimbun yang hijau.
manusia tercerahkan ini hanya tersenyum, namun untaian kalimat mengalir dari bibirnya yang tertutup. "wahai penjaga mandala, dalam hidupmu perbanyaklah berbuat baik, memberilah dan berbagilah sebanyak-banyaknya. Ini adalah dasar dan fondasi untuk menemukan guru dan ajaran yang dapat menghantarkan seseorang mencapai pencerahan. Ciptakanlah kebaikan kebaikan kecil yang bermunculan dimana-mana seperti mata air. Mata air ini yang semakin lama menjadi semakin lebar dan berubah menjadi aliran sungai besar yang mengalir terus menerus sepanjang waktu sambil dirinya merendahkan diri menuju samudera keabadian.seperti halnya sebiji benih yang ditanam di tanah yang subur, dengan berjalannya waktu dapat menjadi hutan yang hijau dan lebat". Sebuah butiran lainnya hinggap di atas kepala penjaga mandala, seketika ia berada di alam semesta yang sangat luas tak terbatas, ia menjadi bagian dari rsi dewata yang sedang menghadap kepada wisnu murti. Ajaran-ajaran kebaikan tampak mengalir deras bagaikan air terjun penuh cahaya yang membawa kesejukan kedamaian dan ketentraman. "Jadilah manusia yang memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi sesama dan alam semesta, jadikanlah hidupmu sebagai pengabdian dan lakukanlah semuanya semata-mata untuk Tuhan." Kemudian butiran-butiran lainnya mulai hinggap di tubuh penjaga mandala, ia menyaksikan banyak sekali kehidupan termasuk kehidupan di masa lalu masa kini dan masa depan. Pada dasarnya semuanya terjadi di masa kini, hanya saja ilusi waktu dunia memisahkan semuanya hanya berdasarkan tubuh fisik yang menciptakan munculnya perbedaan waktu. Manusia seperti sedang memasuki ruangan labirin yang penuh sekat dan pintu dimana masing-masing pintu mewakili kematian tubuh fisik. mereka yang memiliki pengetahuan tentang pencerahan mengtahui jalannmana yang harus ditempuh untuk keluar dari labirin kehidupan dan mencapai kebebasan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Sang Penjaga Kubah Mandala"
Post a Comment