Oleh Mustika Wayan
Sepulang kerja, tak sengaja kakinya menginjak kotoran kucing di luar rumah. Maka masuklah ia ke dalam rumah membawa jejak-jejak kotor dan aroma itu.
Lalu datang anggota keluarga yang lain, menghirup begitu banyak virus dan kuman yang dihembuskan orang-orang sakit. Ia pun membawa udara itu masuk ke rumah.
Segera sesudah semua itu, suasana rumah dipenuhi aroma kotoran kucing dan kuman-kuman penyebab penyakit.
Melihat semua itu, si anjing kecil menggonggong seperti hendak mengingatkan tuannya.
"Manu, seperti halnya tubuh yang tanpa sadar membawa begitu banyak benih penyakit ke dalam rumah, begitulah pikiran dan hati tanpa disadari kerap membawa bibit kehancuran ke dalam rumah yang awalnya damai dan bahagia."
"Ada yang membawa jejak kemarahan dan kebencian di tempat kerja, melekatinya dan membawa masuk ke dalam kehidupan di rumah. Ada yang membawa permasalahan di luar rumah untuk meramaikan ketenangan di dalam."
"Bila kau tak ingin kehidupan dalam rumahmu kehilangan kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan, waspadai jejak-jejak kekotoran serta virus-virus akal budi menyertaimu dari luar, Manu."
"Biarlah yang semestinya ada di kehidupan luar tetap di luar. Biarlah yang selayaknya tetap terjaga di dalam, tetap terjaga."
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Jejak-Jejak"
Post a Comment